SIKAP METODE ILMIAH
A.
Jujur
Seorang ilmuan wajib
melaporkan hasil pengamatan secara objektif. Seorang ilmuan dalam kehidupan
sehari-hari mungkin saja tidak jujur dari manusia lainnya. Tetapi dalam
penelaahan ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuan, yakni yang kita sebut
faktor kontrol.
Seorang ilmuan telah
dilatih untuk memperhatikan kontrol internal dalam setiap penelitannya. Dengan
ini faktor-faktor kebetulan disingkirkan. Dalam suatu penelitian tentang
pengaruh sejenis obat tertentu, dibuat kelompok penderita yang diberi obat
tertentu dan kelompok lain yang tidak diberi obat sebagai kelompok kontrol.
Seorang ilmuan telah
dilatih untuk memperhatikan kontrol internal dalam setiap penelitiannya. Dengan
ini faktor-faktor kebetulan disingkirkan. Dalam suatu penelitian tentang
pengaruh sejenis obat tertentu, dibuat kelompok penderita yang diberi obat
tertentu dan kelompok lain yang tidak diberi obat sebagai kelompok kontrol.
Disamping kelompok
intrrnal ada pula kontrol eksternal. Dalam hal ini ilmuan lain akan mengulangi
penelitian ilmuan pertama dengan kondisi yang dibuat serupa. Seterusnya ilmuan
dapat pula menguji penelitian diatas. Karena itu, laporan ilmuan haruslah
dibuat sejujur-jujurnya dan penelitian menjadi terbuka untuk pengulangan.
Memang seorang ilmuan harus jujur dalam melaksanakan laporan penelitiannya.
B.
Terbuka
Seorang ahli endokrinologi (ilmu
kelenjar dalam) untuk hewan amfibia, john cortelyou dipilih sebagai sekertaris
suatu organisasi yang baru. Organisasi ini khusus di dirikan bagi ilmuan
katolik. Tindakan pertama yang dilakukan John Cortelyou ialah pembubaran
organisasi itu. Ketika diminta pertanggung jawaban ia berkata “ tidak ada kodok
katolik di dunia ini “
Seorang ilmuan mempunyai pandangan
luas, terbuka, bebas dari praduga . meyakini bahwa prasangka, kebencian, baik
pribadi maupun golongan dan pembunuhan adalah sangat kejam. Ia tidak akan barusaha
memperoleh dugaan bagi buah pikirannya atas dasar prasangka. Ia akan terus
berusaha mengetahui kebenaran tentang alam, moral, politok, ekonomi dan tentang
hidup. Ia tidak akan meremehkan seatu gagasan baru. Ia akan menghargai setiap
gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima atau menolaknya. Jadi, ia terbuaka
akan pendapat orang lain.
C.
Toleran
Seorang ilmuan tidak merasa bahwa ia
paling hebat. Ia bahkan bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin lebih banyak
pengetahuannya,bahwa pendapatnya mungkin saja salah, sedangkan pendapat orang
lain setalah diuji mungkin benar. Dalam usaha menambah ilmu pengetahuan ia
bersedia belajar dari orang lain. Ia tidak akan memaksakan suatu pendapat
kepada orang lain. Ia mempunyai tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi,
jauh dari sikap angkuh.
D.
Skeptis
Ilmuan mencari kebenaran akan
bersikap hati-hati, meragui, skeptis. Ia akan menyelidiki bukti-bukti yang
melatar belakangi suatu kesimpulan. Ia tidak akan sisis, tetapi kritis untuk
memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa di dukung bukti-buktu
yang kuat.
Sikap skeptis ini perlu di kembangkan
oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak kritis mengenai
setiap informasi yang ia peroleh, mungkin ada informasi yang salah hingga
menimbulkan akibat suatu kesimpulan yang salah. Karena itu, setiap informasi
harus di uji, kebenaranya perlu di cek.
Informasi memerlukan verifikasi setelah bukti-bukti cukup, ilmuan baru boleh
mengambil kesimpulan dan akhirnya memberikan keputusan.
E.
Optimis
Seorang ilmuan selalu
berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat
dikerjakan, tetapi akan mengatakan,” berikan saya kesempatan untuk memikirkan
dan mencoba mengerjakan”. Ia selalu optimis.
Rasa humor seorang ilmuan ada
hubungannya dengan tingkat kecerdasan maupun sikap optimis seseorang. John Von
Neuman seorang ahli matematika ditugaskan membuat komputer untuk perhitungan
yang diperlukan sewaktu membuat bom hydrogen. Setelah selesai pesawat iti
diserahkan dan dicoba digunakan, maka alat itu ia beri nama Mathematical
Analyser, Numerical Integrator and Computer, disingkat MANIAC.
F.
Pemberani
Ilmu merupakan hasil usaha
keras dan sifatnya personal. Ilmuan sebagai pencari kebenaran harus barani
melawan semua ketidak benaran, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan, dan
kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
Keberanian Copernicus,
Galileo, dan Socrates telah banyak diketahui orang. Copernicus dan Galileo
disisihkan karena tidak mempercayai bahwa bumi adalah pusat alam semesta,
tetapi menganggap mataharilah yang menjadi pusat tempat bumi dan planet-planet
lainnya berputar. Socrates memilih mati meminum racun dari pada menerima hal
yang salah.
Profesor Peabody memberikan
kuliah terakhir tentang perawatan orang sakit. Kuliah ini sangat jelas, penuh
rasa belas kasih, sehingga berkali-kali dicetak ulang. Pada saat kuliah, ia
baru berumur 46 tahun, segar bugar kelihatannya. Uraian kuliahnya sangat serat
berisi, cermat, daan disaampaikaan dengan fasih. Pendengarannya tidak
mengetahui bahwa dibalik ketenangannya, Peabodiy mengidap kanker ganas yang
telah diderita, ditekuni, dan dipahami sepenuh arti medis mengenanai setiap
gejala kanker yang dialaminya. Sehari sebelum ia meninggali menulis sendiri
laporan penyakitnya. Itulah ketabahan ilmuwan yang dapat ditunjukkan.
G.
Kreatif
Ilmuan
dalam mengembangkan ilmuny harus kreatif. Louis Al-Varez, ilmuan fisika
Berkeley, juga pemain golf, mengkreasikan analisator stroboskop untuk
meningkatkan cara bermain golf. Dengan aalat itu, pada pemukulan golf fase-fase
gerak dapat dipelajari, setiap pukulan dapat diteliti. Kepada Presiden
Eisenhower, yang juga terkenal pemain golf, ia menghadiahkan alat serupa. Sejak
itu ia memegang paten untuk pembuatan analisator sroboskop tadi.
Hadiah
nobel yang diberikan sejak 1901 M mencerminkan setiap usaha kreatif pada ilmuan
dalam berbagai bidang ilmu, seperti fisika (fisika atom, fisika inti, fisika
zat padat, optika, termodinamika, dan fisika terapan), kimia (kimia fisika,
kimia anorganik, kimia organik, biokimia), biologi (genetic, fisiologi, neurofisiologi,
kedokteran). Keluarga besar Curie memperoleh hadiah nobel untuk fisika (1903 M)
dan Kimia (1911 M dan 1925 M).
Torrance
(1964 M) mendefinisikan kreativitas sebagai proses pertumbuhan hingga peka akan
masalah, kekurang sempurnaan, kekurang tahuan, ketidak lengkapan, ketidak
harmonisan, dan seterusnya mengenai kesulitan, mencari pemecah, membuat dugaan,
merumuskan, menguji, dan mengubah hipotesis, serta melaporkan hasil penelitian.
Sumbangan beberapa ilmuan sebagai bukti kreativitas yang dipunyainya dapat
ditelaah dalam buku-buku sejarah ilmu pengetahuan.
hahahaha promosi blogg aa? :O
BalasHapus